Storno Accounting adalah konsep yang penting dalam bidang akuntansi perusahaan. Istilah ini merujuk pada tindakan membatalkan transaksi atau perekaman satu atau lebih entri jurnal baru untuk meniadakan posting sebelumnya yang salah atau tidak sah.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin perlu melakukan Storno Accounting. Alasan utama adalah untuk memastikan akurasi catatan akuntansi perusahaan. Seiring dengan itu, Storno Accounting juga dapat membantu memperbaiki kesalahan dan menghindari konsekuensi hukum dari informasi keuangan yang salah.
Dalam prakteknya, Storno Accounting dilakukan dengan menambahkan entri jurnal baru yang sesuai untuk "menyekat" atau meniadakan postingan yang salah sebelumnya. Ini melibatkan memasukkan kontra-entri ke dalam sistem akuntansi, yang membatalkan efek dari postingan yang salah.
Penggunaan Storno Accounting memerlukan kehati-hatian karena dapat mempengaruhi akuntansi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki tim akuntansi dan keuangan yang terlatih agar bisa mengimplementasikan Storno Accounting dengan baik dan tepat waktu.
Dalam akhirnya, Storno Accounting berkaitan erat dengan integritas dan akurasi catatan akuntansi perusahaan. Dalam menghadapi berbagai situasi bisnis, kesalahan dapat terjadi, tetapi dengan memiliki proses Storno Accounting yang efektif, perusahaan dapat mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan kualitas informasi keuangan mereka.
Contoh Kasus Storno Accounting
Sebuah perusahaan e-commerce melakukan penjualan beberapa produk tetapi kemudian menemukan bahwa salah satu item yang mereka jual telah rusak dan tidak dapat dijual ke pelanggan. Untuk mengatasi situasi ini, perusahaan memutuskan untuk melakukan Storno Accounting dengan menghapus transaksi penjualan untuk barang yang rusak dan mengembalikan uang yang telah dibayarkan oleh pelanggan.
Proses ini melibatkan pembuatan entri jurnal baru untuk menghapus postingan penjualan asli dan memproses pengembalian dana ke pelanggan. Setelah itu, perusahaan kemudian membuat laporan keuangan yang akurat dengan mengintegrasikan perubahan Storno Accounting ke dalam catatan akuntansi mereka.
Contoh Jurnal Storno Accounting
Di Storno Accounting ketika kita melakukan jurnal balik, maka angka yang digunakan adalah angka negatif.
Contoh transaksi:
Invoice untuk customer Liem Daniel yang membeli sandal seharga Rp. 100,000 dengan cara kredit.
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
12/01/23 | Penjualan | Rp 100,000 | |
Piutang | Rp 100,000 |
Tetapi harga tersebut ternyata salah sehingga perlu dilakukan jurnal balik. Dengan begitu jurnal akan terlihat seperti berikut:
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
12/01/23 | Penjualan | Rp -100,000 | |
Piutang | Rp -100,000 |
Yang perlu diingat adalah setiap transaksi jurnal balik menggunakan akun debit kredit yang sama dengan transaksi asli tetapi menggunakan nilai negatif.
Melalui contoh kasus dan jurnal Storno Accounting di atas, kita dapat melihat betapa pentingnya Storno Accounting dalam menjaga akurasi catatan akuntansi perusahaan dan menghindari kesalahan dalam informasi keuangan yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan reputasi yang buruk di mata investor.